Sabtu, 23 Oktober 2010

Nasi sebagai makanan pokok

Tempo hari saya membaca sebuah berita di suatu surat kabar terbitan ibu kota.
Dimana isinya membahas tentang “nasi sebagai makanan pokok di Indonesia”.
Di situ diberitakan bahwa menteri pertanian kita menyarankan agar kita mulai mencari alternative bahan pokok lain selain nasi.
Pada wacana tersebut di jelaskan bahwa semakin banyak bertambah penduduk Indonesia tentu akan menambah tingkat permintaan beras sebagai bahan pokok nasi yang tidak lain adalah makanan pokok kebanyakan rakyat Indonesia.
Sedangkan menanam beras membutuhkan air yang cukup dan disaat cuaca yang tidak menentu tentu saja itu akan menyulitkan hasil panen.
Tentu saja berkurangnya ketersediaan beras di pasaran akan melambungkan harga jualnya dan jelas akan semakin menyulitkan banyak orang.
Sebenarnya masih banyak makanan atau bahan makanan lain yang bisa kita jadikan makanan pokok.
Kita ambil contohnya adalah sagu,kentang dan singkong yang jelas jelas jumlah panennya untuk saat ini melebihi beras (karena kentang,singkong dan sagu hanya di anggap pelengkap).
Jika ini menjadi jalan keluar dari krisis makanan pokok (dalam hal ini beras) tentu saja ini juga belum bisa di anggap sebagai jalan keluar yang terbaik.
Jika mengacu pada kebiasaan masyarakat Indonesia pada umumnya yang telah terbiasa dengan nasi sedari mereka anak anak….tentu ini bukan perkara mudah.
Mengganti kebiasaan masyarakat untuk tidak makan nasi tentu bisa dibilang hampir tidak mungkin.
Sedari dulu masyarakat Indonesia (pada umumnya) sudah mengenal nasi sebagai bahan pokok makanan kita.
Sampai sampai sering terdengar ungkapan “jika belum menyantap nasi itu tandanya belum makan”.
Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan agar masyarakat Indonesia tetap bisa menyantap nasi sebagai makanan pokoknya?
Apa kita harus mengimpor beras untuk menutupi jumlah permintaan yang ada?
Itu juga bukan jalan keluar yang baik menurut saya.
Karena sebagai bangsa Indonesia jelas kita harus bisa mandiri apalagi dalam hal menghasilkan bahan pokok.
Kita harus bisa mandiri minimal untuk bahan bahan pokok yang kita butuhkan untuk masyarakat Indonesia sendiri.
Kita harus mulai mengembangkan semua sumber daya alam yang kita punya.
Kita harus menghilangkan sifat ketergantungan kita pada Negara lain dalam hal ini.
Mungkin bisa dimulai dari memperbaharui sawah sawah yang kita punya,mensejahterakan para petani,membuat kordinasi yang baik antara pemerintah,pedagang dan petani juga menemukan solusi (bukan mencari) yang tepat agar Indonesia tidak pernah kekurangan makanan pokoknya.
Jujur saja saya tidak begitu paham dengan masalah pertanian karena memang saya bukan berada di bidang ini…namun saya hanya menuliskan apa yang saya amati.
Semoga saja Indonesia bisa menemukan solusi terbaik untuk masalah ini…

Sabtu, 09 Oktober 2010

Selalu ada jalan untuk yang mau berusaha

Realita...Realita...dan Realita.
Realita yang cukup miris ketika seorang teman saya hidup di saat yang sulit untuk saat ini.
Cerita ini saya ketahui saat saya berkunjung ke rumah teman saya minggu lalu.
Dimana saat itu dia meminta saya untuk membawakan brosur tempat kuliah untuk dia.
Saat saya datang dia menyambut saya dengan senyum yang agak miris...entah apa yang dia pikirkan.
Teman saya itu sudah bekerja di suatu resto cepat saji...namun suatu hari dia menghubungi saya untuk meminta informasi perkuliahan.
Betapa menyenangkan saat saya tahu dia berniat untuk kuliah.
Di saat orang lain terkadang "merasa puas" jika sudah bekerja...teman saya malah berniat untuk melanjutkan studynya ke bangku kuliah.
padahal sering saya dengar ungkapan "kuliah untuk apa?jawabannya dapat ijazah...ijazah buat apa?jawabannya untuk mencari pekerjaan...mencari pekerjaan untuk apa?jawabannya mencari uang...nah jika sudah bisa mencari uang...untuk apa kuliah???"
Suatu ungkapan yang memang "logis" untuk sebagian orang.
Namun terkadang tuhan tidak selalu memberi jalan yang mudah bagi sebagian orang...teman saya contohnya.
Disaat dia sudah bekerja dan berniat untuk kuliah...ternyata tempat dia bekerja terancam tutup dan jelas dia akan kehilangan pekerjaannya.
padahal saya tahu pasti bagaimana perjuangan teman saya mencari kerja untuk membantu menghidupi keluarganya.
Dari bogor dia pergi sendirian ke jakarta...menyambangi setiap toko atau perusahaan yang dia lewati.
Mungkin jakarta adalah kota yang umum tapi tidak untuk sebagian orang termasuk teman saya ini.
penolakan dan penolakan sudah biasa dia dapatkan.
namun dia tidak menyerah sehingga dia akhirnya mendapat pekerjaan yang dia harapkan selama ini.
Namun apa daya sekarang...dia jelas akan kehilangan pekerjaan dan niat untuk kuliah pasti dibatalkan.
Ketika saya tanya apa yang akan dia lakukan sekarang...dia menjawab "saya akan mencari lagi pekerjaan lain yang bisa saya cari dan saya akan tetap pada niat saya untuk kuliah".
Mendengar jawabannya saya merasa malu sejadi jadinya....saya yang sudah bisa duduk di bangku kuliah terkadang menyepelekan kuliah saya.
Dan saya sadar Tuhan akan memberi jalan apabila kita punya keinginan keras untuk menjalani hidup dengan lebih baik lagi Dan jangan pernah ada kata putus asa...